Dosa Pengelolaan Keuangan dan Solusinya

Sebutan orang kaya versiku, adalah orang dengan aset yang banyak, bukan orang dengan penghasilan yang swupeeer besar. Buat apa penghasilan super besar, tapi tidak punya aset. Dan, sepengetahuanku, membangun aset itu memerlukan waktu, usaha, dan niat yang luar biasa.

Iya, niatnya harus luar biasa besar. Niat untuk menabung contohnya, harus ngempet beli ini itu, jajan ini itu, traveling sana sini. Maka dari itu, membangun aset, butuh ilmu yang namanya manajemen keuangan pribadi, atau pengelolaan keuangan.

Nah, dipostingan kali ini, aku mau share ilmu pengelolaan keuangan yang aku dapet saat mengikuti Blogger Gathering Sun Life Financial.

Pengelolaan keuangan pribadi, biasanya terasa berat sekali. Ini disebabkan karena adanya "8 Dosa Sifat Manusia dalam Mengelola Keuangan". Apa sajakah itu?

1. TERPERANGKAP MITOS MASYARAKAT

Maksudnya? Kita terlalu percaya dengan omongan orang mengenai mitos-mitos soal uang. Contoh mitosnya tuh kaya gini :

• Menjadi karyawan akan lebih meringankan hidup. Ini tidak salah, juga tidak terlalu benar. Menurutku satu-satunya keuntungan menjadi karyawan adalah mendapatkan gaji yang tetap setiap bulan. Untuk masalah dana pensiun dan dana kesehatan, pengusaha juga bisa dapat dengan mengikuti asuransi atau program DPLK. Ketika menjadi karyawan, gaji kita akan sulit naik, kecuali ada promosi jabatan.Sedangkan ketika menjalankan profesi keahlian (artis, blogger, fotografer, dokter, pengacara) dan pedagang, pendapatan ditentukan dari seberapa keras kita bekerja dan seberapa banyak kita menguasai skill. Betul ngga?
• Manusia tidak peduli akan angka dan uang (karena ribet kali ya??)
• Lebih baik memikirkan karya dan keuntungan daripada memikirkan membangun kekayaan.

Solusinya adalah jangan asal percaya sama mitos-mitos keuangan yang beredar. Setiap informasi yang ada harus dipilih dan dipilah berdasarkan pemahaman finansial kita. Not everything you hear is right, be smart wise person in the world because we only live once.

2. MEMILIH UNTUK BUTA FINANSIAL

Ada beberapa alasan mengapa seseorang memilih untuk buta finansial.

• Pertama karena tidak memiliki waktu untuk belajar masalah keuangan. Terlalu sibuk dengan pekerjaan, anak, hang out, dll adalah alasan yang biasanya dikemukakan. Sebetulnya belajar keuangan itu tidak susah kok, coba aja follow twitter Sun Life Financial, disana buanyaaakk sekali tips-tips keuangan yang amat sangat membantu memahami financial planning. Di postinganku ini, ada beberapa gambar yang berasal dari twitter Sun Life Financial lho. Twitter Sun Life Financial -> twitter.com/sunlife_id
• Kedua, tidak tertarik pada masalah finansial. Biasanya orang baru tertarik belajar finansial kalau sudah terlilit krisis finansial seperti terbelit hutang.. hehehe.. becanda ding.. Belajar finansial itu bukan soal tertarik tidak tertarik, tapi merupakan suatu kebutuhan untuk semua orang diluar sana yang sedang mengelola pendapatan dan pengeluaran. Jangan sampai kita baru tertari belajar keuangan ketika sudah tertimpa krisis finansial.

3. CENDERUNG BERJUANG DEMI BERTAHAN HIDUP BUKAN BERJUANG DEMI KEINGINAN HIDUP

Belanja, makan-makan, travelling apa betul bentuk keinginan yang seperti ini? Hmmm. ngga salah sih, tapi ngga terlalu benar juga. Tapi yang dimaksudkan disini adalah keinginan seperti bisa membiayai pendidikan anak di sekolah yang terbaik, menikah, beli rumah, beli mobil, punya emas berbatang-batang, dan punya usaha yang makmur.
Kalau cuma bertahan hidup, seperti makan minum, bayar hutang, tagihan aja, bisa dibayangkan seberapa hampanya hidup kita. Nanti tanpa sadar, umur kita sudah 60an dan belum ada satupun keinginan yang terwujud.
Keinginan hidup itu bisa diibaratkan seperti tujuan yang ingin kita raih, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Keinginan itu bisa lebih mudah tercapai jika ada dukungan dari orang terdekat, jadi jangan lupa untuk bertukar pikiran tentang keinginan kita kepada orang terdekat.
Selain itu, keinginan harus mulai diraih sedikit demi sedikit, karena keinginan manusia itu besar, tapi kemampuan kita yang tidak besar. Oleh karena itu, harus kemampuan yang kecil harus rutin dilakukan agar keinginan besar tercapai.

4. TIDAK MENETAPKAN TARGET FINANSIAL
Target finansial adalah daftar keinginan yang diberi tenggat waktu dan nominal rupiah.
Contoh sedehananya gini :
          ~ Aku ingin menikah dua tahun lagi.
          ~ Sekarang, tabunganku sekitar Rp. 20.000.000,00.
          ~ Tabungan pasangan Rp. 30.000.000,00.
          ~ Sedangkan perkiraan biaya pernikahan dua tahun lagi, Rp. 125.000.000,00.
Berarti target finansialku dan pasanganku adalah mengumpulkan Rp. 75.000.000,00 selama dua tahun.
Semakin dekat dengan jangka waktu itu, maka kami harus semakin gesit mencari uang agar tatget finansial tersebut bisa tercapai.

5. TIDAK MEMPRIORITASKAN KEMAKMURAN FINANSIAL DIRI SENDIRI
Beranikan diri menolak ajakan teman untuk hangout di cafe, makan di resto mahal, jalan-jalan ke luar negeri dan sederet pengeluaran yang tidak bijak lainnya ketika kemakmuran finansial dipertaruhkan. Lebay ya? Iya, izinkan di sendiri menjadi egois. Sadari cara kita menggunakan waktu, karena waktu berjalan cepat.

6. TIDAK MENGGUNAKAN UANG DENGAN BIJAKSANA

Ada banyak alasan mengapa kita sering membelanjakan uang dengan tidak bijaksana. Misalnya saja, suka berhutang.
Aku pernah memiliki teman, yang suka sekali berhutang. Ketika satu hutang lunas (padahal hutang lain belum lunas), sudah ingin menambah hutang baru lagi. Sebetulnya kebiasaan berhutang ini baik, asal berupa hutang tambahan modal kerja dan hutang untuk pembelian properti. Selain kedua alasan itu, aku pribadi tidak melihat ada hutang yang baik lainnya. Atau ada yang ingin menambahkan?
Selain kebiasaan suka berhutang, alasan lain seseorang tidak menggunakan uang dengan bijaksana adalah :

• Membelanjakan uang untuk pelipur lara. Misalnya ketika galau, pinginnya nongkrong cantik di kafe. Atau habis dimarahi atasan, pinginnya shopping-shopping make-up yang lagi in, dress yang lagi happening. Hey, kalau memang hati sedang sedih, obat yang paling pas bukan foya-foya, tapi beribadah di tempat ibadah.
• Belanja untuk menebus rasa bersalah. Biasanya ini dilakukan oleh bapak-bapak atau ibu-ibu yang supersibuk bekerja. Bapak Ibu menghadiahi anaknya dengan berbagai fasilitas berlebihan yang sebetulnya tidak perlu apalagi dibeli dengan uang hasil berhutang. Apa yang diperlukan oleh anak-anak kita adalah perhatian dalam bentuk setulus-tulusnya. Yah, walaupun belum pernah jadi bapak ibu, tapi sudah pernah merasakan jadi anak pertama yang ditinggal bapak ibunya kerja. 
• Terperangkap obral. Diskon! Sale! Perempuan mana yang tidak tergoda belanja barang bagus diskon 70%. Kalau memang barang itu termasuk list kebutuhan kita tidak apa-apa beli. Tapi kalau bukan kebutuhan, mending ditunda dulu, inget-inget target finansial dulu ya. Sabarrrrr. Lagi belajar mengatur keuangan.

7. TIDAK MEMBUAT ANGGARAN
Dasar membuat anggaran sederhana adalah membagi pendapatan kedalam pos-pos pengeluaran, seperti ini :

Pengeluaran setiap bulan dibandingkan dengan anggaran yang ada, lalu dievaluasi kenapa bisa berlebihan di realisasi pengeluarannya. 

8. TIDAK MELAKUKAN INVESTASI

Jangan pernah menunda untuk berinvestasi, sebab ada yang namanya cost of delay.
Cost of delay adalah besarnya kerugian yang diderita karena menunda berinvestasi.

Misalnya Ani mulai menabung ketika berumur 18 tahun, dan berhenti menabung ketika berumur 25 tahun.
Sedangkan Beni mulai menabung ketika berumur 26 tahun dan berhenti menabung ketika berumur 65 tahun.
Keduanya sama-sama menyetorkan uang sebesar Rp. 10.000.000,00 setiap tahun.
Total rupiah yang disetorkan Ani selama 8 tahun adalah Rp.80.000.000,00. Walaupun berhenti menabung diusia 25 tahun, tabungan Ani tetap berbunga, sehingga saldo tabungan Ani diusia 65 tahun sebanyak Rp. 5.693.377.604.
Sedangkan total rupiah yang disetorkan beni selama 40 tahun adalah Rp.400.000.000,00. Dengan perhitungan bunga, total seluruh tabungan Beni adalah Rp. 54.868.518.112.
Jadi cost of delay Beni karena terlambat menabung sebesar Rp. 824.859.491.

Besar kan? Makanya, jangan tunda berinvestasi.

Perangkap delapan dosa finansial tadi yang bikin kita sulit untuk mengatur keuangan dengan baik dan benar. Hindari sebisa mungkin agar sehat finansial. Oke friend?